Kamis, 04 Oktober 2012

Penyakit Menurun


Malam-malam membuka blog saya yang sudah tiga bulan tidak saya sambangi. Sejarah pembuatan blog ini saja karena mendapat taruhan dari senior saya di UKM Prima dan Nisrina, dan satu lagi korban taruhan mereka, Lynda. Kapan-kapan saja cerita tentang ini.
Masalah klasik kalau sudah lama tidak membuka sesuatu yang mempunyai kunci dan kuncinya disimpan di pikiran kita, yaitu lupa kuncinya. Saya mencoba dengan password adalan saya. Nama binatang yang biasanya untuk makian. Eh, ternyata gagal. Untungnya Google punya bantuna keamanan (yah, pasti semua tahu kalau Blogspot adalah produk Google).

Masalah lupa password bukan hanya kali ini terjadi. Saat SMA, saya punya gembok yang biasa digantungkan di tas saya. Gembok itu menggunakan kunci dengan tiga digit angka. Nah, kemarin, ayah saya menelepon saya untuk menanyakan kode gemboknya. Saya lupa.
Lupa password juga terjadi dengan telepon genggam saya. Suatu hari di sekre UKM, telepon genggam saya tergeletak tak berdosa di meja komputer di ruang tengah. Kemudian, dengan tanpa permisi dan ba bi bu kawan saya yang bertampang copet, yakni Topik mengirimkan pesan singkat yang berisi “Sayang” kepada kawan saya, Oktandi yang kata beberapa kawan mirip Obi Mikel. Ketika tahu, saya langsung mengirim pesan konfirmasi kalau itu semua kelakuan si Topik, mahasiswa bertampang copet. Bukan saya yang melakukannnya.
Dari peristiwa sial itu, saya memutuskan untuk mengaktifkan sandi kunci tombol telepon genggam saya. Namun, sial, lagi-lagi saya lupa.
Sepertinya, penyakit lupa itu menurun dari orang tua saya. Ibu saya, selalu lupa menaruh barang-barang selepas dia membersihkan rumah. Niatnya memang menata, tapi ketika ditanya, “Setrika di mana, ya?” atau, “Gunting di mana, ya?” Ibu pasti lupa. Ya, mungkin penyakit lupa memang menular. Semoga saya tidak lupa pernah menulis tulisan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar