Jumat, 16 November 2012

Masukin Aku ke Koran Dong...


Ketika KKL (Kuliah Kerja Lapangan) pertama, saya berkunjung ke Candi Brahu. Di sana, yah seperti candi pada umumnya. Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan tentang Candi Brahu di sini, karena terlalu membosankan. Jadi, saya ceritakan saja kejadian di Candi Brahu.

Cerita ini bermula ketika kawan saya, Umar berbicara kepada seorang bocah yang usianya kira-kira 10 tahun. Anak itu merupakan bagian dari rombongan TPQ yang saya juga tidak tahu namanya. “Dek, naik ke atas sana! Liatin, di atas ada cekungan nggak,” kata Umar dengan bahasa Indonesianya yang bercampur dengan logat ngapaknya dari Purwokerto. Sebagai mahasiswa yang baik dan budiman, serta patuh pada aturan yang ada, ketika mengatahui hai itu saya pun mencegah anak itu naik ke atas candi karena memang ada larangan untuk naik. Berhubung pesona saya yang memang memancar ke mana-mana, ketika saya mengingatkan anak-anak itu pun kawan saya yang lain ikut-ikutan mengingatkan mereka tidak untuk naik ke atas candi.

Jumat, 09 November 2012

Kenangan SD yang Belum Terlupakan


 Ini cerita 12 tahun yang lalu. Waktu itu umur saya masih enam tahun dan saya duduk di kelas 1 SDN 01 Pagi Cengkareng. Saya  lupa waktu itu bulan apa. Mungkin, karena saya belum benar-benar mengrti apa fungsi penanggalan. Yang jelas, siang itu di sekolah panas sekali. Di siang yang panas itu, saya duduk sendiri di kursi teras kelas sambil makan roti sarang burung (sekarang sari roti) rasa srikaya. Dengan tampang tanpa dosa seperti di foto profil FB saya, saya menunggu jemputan dari ayah saya, sang pengendara vespa.

Jemputan tak kunjung datang, saya cuma makan roti sambil melototin anak-anak kelas 6 yang sedang antre fotokopi di koperasi sekolah di seberang lapangan. Bel tanda usai istirahat berbunyi, sekarang sekolah terasa sepi. Di tengah suasana sepi dan rasa bosan yang melanda saya itulah, hal yang saya nggak pernah lupa sampai saya sudah gede dan jadi kurang ajar begini.

Tiba-tiba saya mendengar suara tangisan. Eit! Ini bukan cerita hantu kok. Suara tangisan itu dari anak laki-laki berbadan gemuk. Dia nangis sambil megangin celana merahnya di depan kamar mandi sekolah diiringi rengekan, “Mama, nggak bisa cebok, hu… hu… hu…”