Ketika KKL (Kuliah Kerja Lapangan) pertama, saya berkunjung
ke Candi Brahu. Di sana, yah seperti candi pada umumnya. Sebenarnya saya tidak
ingin menceritakan tentang Candi Brahu di sini, karena terlalu membosankan. Jadi,
saya ceritakan saja kejadian di Candi Brahu.
Cerita ini bermula ketika kawan saya, Umar berbicara kepada
seorang bocah yang usianya kira-kira 10 tahun. Anak itu merupakan bagian dari
rombongan TPQ yang saya juga tidak tahu namanya. “Dek, naik ke atas sana!
Liatin, di atas ada cekungan nggak,” kata Umar dengan bahasa Indonesianya yang
bercampur dengan logat ngapaknya dari Purwokerto. Sebagai mahasiswa yang baik
dan budiman, serta patuh pada aturan yang ada, ketika mengatahui hai itu saya pun
mencegah anak itu naik ke atas candi karena memang ada
larangan untuk naik. Berhubung pesona saya yang memang memancar ke mana-mana,
ketika saya mengingatkan anak-anak itu pun kawan saya yang lain ikut-ikutan
mengingatkan mereka tidak untuk naik ke atas candi.