Pagi itu Dina,
memasuki hari pertamanya sebagai siswa kelas II SD. Dina berangkat sekolah lebih
awal dan lebih bersemangat. Hari-hari pertama di kelas II SD sangat
menyenangkan. Pak Hasan, wali kelas Dina yang baru, sangat lucu. Beliau suka
bercerita di depan kelas dan membuat suasana belajar di kelas jadi
menyenangkan. Pak Hasan juga suka membuat istilah-istilah lucu, seperti
“saipul” kependekan dari “selesai pulang”. Jadi kalau murid-murid sudah selesai
mengerjakan soal, maka boleh pulang. Dina sangat menikmati hari-harinya di
kelas II SD.
Pada hari Rabu sebelum
bel istirahat berbunyi Bu Rima, Kepala Sekolah, datang mengunjungi kelas-kelas.
Bu rima memberi tahu kalau besok akan datang petugas kesehatan untuk memberi
vaksin cacar. Bu Rima menjelaskan kalau vaksin cacar sangat penting agar kita
tetap sehat dan tidak terkena virus cacar. Seluruh kelas jadi ramai mendengar
berita itu. Ada yang merasa ngeri karena takut disuntik, ada yang
menakut-nakuti temannya, ada juga yang berani dan merasa tidak takut sama
sekali.
“Kakakku pernah
disuntik cacar, sekarang dia punya bekas suntik cacar di lengannya,” Kata Risa.
“Iya, Kakakku
juga punya bekas suntik cacar di lengannya. Katanya suntik cacar itu sakit,”
Tambah Damar.
“Ah, suntik
cacar itu tidak sakit kok, rasanya cuma seperti digigit semut,” Kata Bagas.
“Kamu tahu dari
mana, Gas? Memangnya kamu sudah pernah suntik cacar?”tanya Dina.
“Belum sih,
tapi aku kan sudah pernah masuk rumah sakit dan disuntik oleh dokter,”balas
Bagas.
“Tapi itu kan
bukan suntik cacar,” protes Damar.
“Tapi kan
sama-sama disuntik,” jawab Bagas.
“Tenang
anak-anak!” kata Pak Hasan menenangkan kelas yang riuh mendengar berita dari Bu
Rima.
***
Esoknya, Dina
tidak beranjak dari tempat tidurnya untuk berangkat sekolah. Dia terus saja
berbaring dan tidak memiliki semangat untuk berangkat sekolah. Ibu lalu masuk
ke kamar Dina untuk membangunkan Dina. Tapi Dina bilang pada ibu kalau dia
tidak ingin berangkat sekolah. Ibu pun heran karena Dina biasanya semangat
untuk berangkat sekolah. Ternyata, Dina memikirkan tentang suntik cacar yang
akan dia terima nanti. Ibu menjelaskan pada Dina kalau dia tidak perlu takut
dengan suntik cacar karena disuntik rasanya hanya seperti digigit semut. Ibu
juga menjelaskan kalau Dina tidak divaksin cacar, Dina bisa terkena virus cacar
yang rasanya jauh lebih sakit dibanding disuntik. Dina pun akhirnya mengerti
dan berangkat sekolah.
Petugas
kesehatan sudah tiba di sekolah. Pak Hasan mengarahkan murid-murid untuk duduk
yang rapih di bangku masing-masing. Pak Hasan memperenalkan petugas kesehatan
itu kepada murid-murid. Namanya Pak Budi. Pak Budi langsung menyiapkan
peralatan vaksin cacar begitu Pak Hasan selesai memeprkenalkannya pada
murid-murid. Bangku deret paling depan adalah yang pertama disuntik, Riko duduk
di deretan bangku itu. “Ah!” teriak Riko kesakitan yang setelahnya tangan Riko
terlihat memegangi lengannya yang baru saja disuntik. Setelah Riko disuntik,
kini giliran teman sebangku Riko, Damar. Damar sempat tertegun melihat jarum
suntik yang dipegang petugas kesehatan. Terlihat wajah nyengir kesakitan Damar
ketika petugas kesehatan menusukkan jarum suntik ke lengan Damar. “Tidak sakit,
kan?” kata Pak Budi sambil memegang jarum suntik. Damar hanya sanggup menjawab
dengan senyuman. Berikutnya adalah Bagas, tak terlihat raut gentar di wajah
Bagas. Saat Pak Budi menusukkan jarumnya ke lengan Bagas, dia pun tak merintih,
hanya sedikit nyengir.
Dina deg-degan,
menanti gilirannya disuntik. Dia membayangkan sakitnya disuntik, namun akhirnya
giliran Dina pun tiba. Wajahnya menyengir ketika Pak Budi menyuntiknya.
Ternyata, disuntik tak sesakit yang Dina bayangkan. Seperti kata ibu, rasanya
seperti digigit semut. Di hari suktik vaksin cacar itu, Joni, teman Dina tidak
berangkat.
Beberapa hari
kemudian Joni tidak masuk sekolah lagi, kata ibunya Joni sakit. Pak guru
mengajak teman-teman untuk menjenguk Joni yang sedang sakit. Murid-murid pun
datang ke rumah Joni. Ternyata, Joni terkena cacar air karena kemarin tidak disuntik
vaksin cacar. Joni pun sedih dan menyesal karena menghindari hari suntik cacar.
Sesampainya di rumah, Dina bercerita kepada ibu tentang Joni yang sakit cacar
karena tidak disuntik vaksin cacar beberapa hari lalu. “Dina sudah disuntik
vaksin cacar, jadi Dina tidak akan kena cacar air seperti Joni,” kata ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar