Saya sedang suka nonton konser. Beberapa waktu yang lalu,
tepatnya bulan April, salah satu penyayi favorit saya, Maliq & D’essentials
manggung di GOR UNY. Satu bulan
sebelumnya, saya pun langsung mencari calo, eh bagian tiketnya supaya bisa
dipastikan kalau saya bisa nonton.
Kemudian, beberapa hari berikutnya kawan saya, Sofwan bilang
kalau Mocca, penyanyi favorit saya lainnya juga akan konser bulan Mei. Tanpa perlu
berpikir kalau kantong saya lagi meronta-ronta saya langsung bilang ke Sofwan
kalau saya nitip tiket. Dan, yes! Saya dapat!
Bulan April saya nonton Maliq plus wawancara dan foto bareng
Angga Maliq. Wuah! Bonus! Walaupun fotonya blur soalnya orang yang saya minta
untuk motret saya kurang piawai. Yah, nggak papalah. Satu bulan kemudian, bulan
Mei atau tepatnya beberapa hari yang lalu saya nonton Mocca bersama kawan-kawan
saya satu UKM. Saya sudah dandan cantik dan vintage buat nonton konser yang
aliran musiknya 60’s ini, lho. Dan senang sekali menyaksikan Arina nyanyi dari
dekat. Saya suka style Arina, kuno, sederhana tapi tetap menarik. Selain itu,
suaranya itu, lho lembut dan ceria.
Konser Mocca Minggu, 19 Mei 2013 |
Rasanya nonton konser itu kayak udah lama kebelet pipis
terus akhirnya ada kesempatan untuk ke toilet buat ngeluarin urine kita. Lega,
senang, fantastislah pokoknya. Lega akhirnya hasrat untuk ketemu sama berhala
yang selama ini diagung-agungkan, yaitu si penyayi yang lagunya sering saya putar ketika
selo dan ngerjain tugas itu, akhirnya kesampaian.
Tapi kalau mau dibandingkan konser Maliq dengan konser Mocca
saya masih merasa konser Maliq lebih terasa riuh dan lebih membuat saya terbawa.
Tapi saya tetap menikmati keduanya, kalau ada konser lagi saya jelas akan
berangkat lagi. Nonton konser itu tidak cukup kalau cuma sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar