Selasa, 11 Juni 2013

Kain Putih Ibu

Sepulang sekolah, setelah mencuci muka, kaki, dan tangan, serta berganti baju Nina pergi ke ruang kerja ibunya. Dia senang sekali memerhatikan ibunya bekerja. Ibu Nina adalah seorang penjahit. Setiap hari dia bekerja dengan mesin jahitnya membuat pakaian atau membetulkan pakaian yang rusak.
Nina ingin seperti ibunya, bisa menjahit dan membuat pakaian menggunakan mesin jahit. Tapi, ibunya tidak mengizinkannya menggunakan mesin jahit karena berbahaya jika anak-anak yang menggunakannya. Nina merengek pada ibunya untuk minta diajari. Tapi, ibu Nina tetap tidak mau mengajari Nina.
Beberapa hari kemudian, ketika Nina pulang sekolah dan melihat ke ruang kerja ibunya, Nina tidak menemukan ibunya di sana. Sepertinya ibu Nina sedang pergi dan Nina kini hanya sendirian di rumah. Nina pun menunggu ibunya sambil duduk di kursi depan mesin jahit. Tiba-tiba, Nina mendapat ide untuk belajar menggunakan mesin jahit sendirian saja.
Nina mengingat-ingat bagaimana ibunya menggunakan mesin jahit. Dia mengambil sehelai kain berwarna putih di keranjang biru tenpat ibunya menaruh kain-kain. Kemudian, Nina meletakkan kakinya pada kayuh mesin. Nina memutar roda kecil di sebelah kanannya dan mulai mengayuh.
Roda mesin jahit berputar. Jarum mesin di depan Nina naik-turun, kain pun terjahit dan terus tertarik maju. Namun belum lama mesin berjalan, Nina tidak dapat mengendalikan laju mesin dan arah jarum. Kain putih pun terjahit tak tentu arah. Nina panik. Dia melepaskan kakinya dari kayuh mesin namun mesin jahit terus saja berjalan.
Akhirnya, beberapa saat setelah Nina berhenti mengayuh, mesin jahit pun berhenti berputar juga. Namun, Nina punya masalah. Kain putih yang tadi ia jahit hasilnya tak keruan. Nina mulai takut, bagaimana bila ibu tahu Nina telah mengacaukan jahitan ibu? Nina pasti akan dimarahi oleh ibu. Nina pun mendpatkan ide untuk menyembunyikan kain putih itu di bawah tempat tidurnya. Karena takut ketahuan ibu, Nina pun pergi ke rumah nenek yang jaraknya hanya 150 meter dari rumahnya.
Nina langsung masuk ke ruang tengah rumah nenek karena tahu nenek pasti sedang nonton televisi di sana. “Nina, kenapa wajahmu pucat?” tanya nenek begitu melihat nina mendekat. Nina pun akhirnya bercerita kepada nenek kalau dia merusak kain ibunya dan hendak bersembunyi di sini karena takut dimarahi ibu. Mendengar cerita dari cucunya, nenek pun menasihati Nina.”Nina tidak perlu bersembunyi, Nina hanya perlu minta maaf pada ibu. Kalau Nina minta maaf, ibu tidak akan marah tapi kalau Nina sembunyi dan tidak minta maaf ibu akan khawatir dan sedih,” nasihat nenek.
Setelah mendengar ucapan nenek Nina pun melongok ke jendela untuk melihat keadaan di luar. Dari jendela Nina melihat ibu berjalan menuju rumah nenek, dengan cepat Nina bersembunyi di kamar nenek. Begitu membuka pintu rumah nenek, terlihat wajah ibu yang kebingungan karena tidak ada Nina di rumah.

Nenek pun menenangkan ibu yang panic dan bilang kalau Nina ada di kamarnya. Ibu pun berjalan menuju kamar dan melihat Nina di sana. Nina kemudian bilang pada ibu kalau dia merusakkan kain putih miliknya dan meminta maaf. Ibu pun menyambut permintaan maaf Nina dengan senyuman sambil berkata, “Tidak apa-apa, kain itu kain sisa,: kata ibu, kemudian ibu mengajak Nina pulang, “ayo kita pulang dan makan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar